Sebagian besar rumah tangga di Kota Bontang mengonsumsi air ledeng dan air isi ulang. Jumlahnya mencapai 87,65 persen dari seluruh rumah tangga yang ada. Hal tesebut memperlihatkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat Kota Bontang untuk mengonsumsi air yang dialirkan oleh PDAM, baik dengan cara memasak sendiri maupun dengan cara membeli dari usaha air isi ulang cukup tinggi. Namun demikian, dengan cukup cepatnya perkembangan perumahan dan permukiman di Kota Bontang, terdapat sebagian rumah yang belum terlayani oleh PDAM, sehingga masih ada rumah tangga yang memanfaatkan air PDAM dengan cara membeli ke tetangga yang sudah berlangganan atau membeli dari mobil tangki. Hal itu terlihat pada Tabel 7.5. di atas, yaitu sekitar 1,23 persen rumah tangga menggunakan air eceran sebagai sumber air minum utama.
Di samping itu, terdapat sekitar 4,94 persen rumah tangga yang menggunakan air dalam kemasan bermerk. Hal ini umumnya dilakukan oleh rumah tangga berpenghasilan di atas rata-rata mengingat harga air dalam kemasan bermerk yang jauh lebih tinggi dari pada air isi ulang. Sementara itu, pada beberapa wilayah di Kota Bontang, air tanah yang ada dianggap layak untuk dikonsumsi. Terdapat sekitar 6,17 persen rumah tangga memanfaatkan air tanah baik dengan cara membuat sumur bor/pompa maupun sumur biasa. Penggunaan air dari sumur biasa perlu memperhatikan setidaknya dua hal. Pertama, apakah kandungan airnya layak dikonsumsi atau tidak. Kedua, sumur hendaknya dilindungi dengan tembok pada bagian lingkar sumur. Hal itu bertujuan agar air bekas mencuci atau mandi tidak meresap dan mencemari air sumur. Apabila dilihat persentase rumah tangga pengguna air sumur, ternyata masih ada sekitar 2,47 persen rumah tangga yang menggunakan air sumur yang tidak terlindungi. Hal tersebut bisa jadi karena kurangnya pengetahuan atau sebab lainnya seperti biaya dan lain-lain.